Scroll untuk baca artikel
banner 325x300
Kesehatan

Upaya Atasi Kekurangan Tenaga Medis, Dinkes Kutim Manfaatkan Skema BLUD

8
×

Upaya Atasi Kekurangan Tenaga Medis, Dinkes Kutim Manfaatkan Skema BLUD

Sebarkan artikel ini

KUTIM – Upaya mengatasi kekurangan tenaga dokter di sejumlah puskesmas di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dilakukan dengan memanfaatkan fleksibilitas pengelolaan anggaran melalui skema Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kutim, Sumarno, menjelaskan bahwa puskesmas yang berstatus BLUD memiliki keleluasaan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia secara mandiri.

banner 325x300

Menurut Sumarno, ketika sebuah puskesmas benar-benar tidak memiliki dokter, pihak pengelola fasilitas kesehatan tersebut dapat merekrut tenaga honorer yang pembiayaannya diambil dari anggaran BLUD. Mekanisme ini memungkinkan puskesmas untuk bergerak cepat tanpa harus menunggu proses pengangkatan pegawai dari pemerintah daerah yang kini semakin ketat aturannya.

Ia menegaskan bahwa tenaga honor yang direkrut melalui BLUD berbeda dengan Tenaga Kontrak Daerah (TK2D). Pemerintah daerah saat ini sudah tidak diperkenankan lagi melakukan pengangkatan TK2D, sehingga skema BLUD menjadi alternatif legal dan efektif untuk mengisi kekosongan tenaga medis, termasuk dokter.

Di Kutai Timur, sebanyak 21 puskesmas telah berstatus BLUD. Hal ini membuat pengelolaan keuangan mereka lebih mandiri, terutama karena dana kapitasi dan non-kapitasi dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dapat langsung masuk ke rekening puskesmas. Dana tersebut kemudian dikelola untuk menunjang berbagai kebutuhan operasional, termasuk merekrut tenaga yang diperlukan.

“Jadi puskesmas boleh membayar tenaga tambahan seperti cleaning service maupun dokter yang tidak tersedia melalui anggaran BLUD,” ujar Sumarno. Kebijakan ini juga didukung dengan adanya peraturan bupati yang mengatur mekanisme penggunaan dana BLUD untuk pemenuhan kebutuhan SDM.

Melalui fleksibilitas tersebut, pemerintah daerah berharap pelayanan kesehatan di setiap puskesmas dapat tetap berjalan optimal meskipun menghadapi keterbatasan tenaga medis.

Sumarno menambahkan bahwa langkah ini menjadi solusi praktis untuk memastikan masyarakat tetap mendapatkan akses layanan kesehatan yang memadai di seluruh wilayah Kutai Timur.