LABUHANBATU, Bataskota.id – Sebuah video rekaman telphone WhatsApp dari seseorang yang mengaku saudara Kasat di Polres Labuhanbatu diduga meminta uang kepada pria diduga bandar narkoba di Kabupaten Labuhanbatu beredar di tiktok. Dalam video tersebut bernarasi percakapan yang meminta uang transferan.
Video itu diketahui direkam seseorang yang diduga adalah bandar narkoba di Kecamatan Bilah Hilir pada 25 Agustus 2025 yang lalu. Kemudian, video tersebut kembali diunggah oleh sebuah akun tiktok bernama @tanrio01 pada Senin (08/12) dan sudah ditonton sebanyak 577 orang dengan total 6 disukai
Dalam percakapannya, dimana diduga bandar narkoba itu menerima panggilan telepon dari seseorang yang belum dikenal mengaku saudara salah seorang kasat di Polres Labuhanbatu. Dalam narasi keduanya, pria yang mengaku family kasat itu meminta uang transferan sejumlah 2 juta rupiah.
“Kau bilang kau punya nomor kasat, telepon saja, aku sering di ruangannya. Kalaupun apa boleh tanya pasti kukasih samanya besok 1 juta,” terang yang diduga mengaku saudara kasat dalam rekaman video percakapan.
Selanjutnya, pria tersebut mengatakan, akan mengirimkan data-data titik peredaran narkoba di Kabupaten Labuhanbatu yang ia ketahui yakni data yang diduga telah dikirimkan oleh kasat kepadanya.
“Ini kukirimkan data-datanya yang dari kasat ya, tapi sekali lihat itu langsung hilang ya,” ucapnya lagi dalam video percakapan yang terekam dan diunggah oleh akun tiktok @tanrio01.
Tak hanya itu, pria itu juga mengetehui rotasi diinternal serta melibatkan nama sejumlah oknum Satres Narkoba Polres Labuhanbatu lalu mengirimkan sebuah foto diduga memperlihatkan kasat narkoba AKP Iwan Mashuri yang sedang duduk berdampingan dengannya di ruangan Satnarkoba Polres Labuhanbatu.
“Tadi katanya, kalau gak percaya kau, ini kukirimkan photku sama kasat di ruangannya, aku tiap hari di ruangannya,” sebutnya sembari mengirimkan fotonya dan kasat.
Menanggapi video tersebut, Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Pol Ferry Walintukan saat dikonfirmasi wartawan pada Senin (08/12) belum bersedia memberikan keterangan meski pesan WhatsApp media telah dibaca.
