Scroll untuk baca artikel
banner 325x300
Hukum dan Kriminal

Di Balik Pintu Gold Spa: Layanan “VM” dan Transaksi Tunai Tanpa Jejak Pajak

27
×

Di Balik Pintu Gold Spa: Layanan “VM” dan Transaksi Tunai Tanpa Jejak Pajak

Sebarkan artikel ini

Medan, Bataskota.id – Kesan mewah dan eksklusif langsung terasa saat memasuki Gold Spa yang berada di deretan ruko Komplek Setia Budi Centre, blok C No 21, Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal. Bangunan tiga lantai tanpa “merek” dengan kaca gelap itu menyambut setiap tamu dengan aroma terapi dan musik instrumental yang menenangkan.

Namun di balik atmosfer relaksasi tersebut, terkuak praktik layanan yang jauh dari batas etika industri spa.

banner 325x300

Pelayanan “Khusus” di Balik Tirai

Tim Bataskota.id melakukan observasi diam-diam pada malam hari, Rabu (2/7/2025), dengan menyamar sebagai pelanggan. Seorang resepsionis wanita  menyambut dengan senyum ramah dan langsung menawarkan pilihan layanan yang tersedia.

“Pijat plus VM, Bang?” tawarnya singkat.

VM merupakan singkatan dari “vitality massage”, istilah terselubung yang sebenarnya merujuk pada tindakan masturbasi kepada pelanggan. Tarif yang ditawarkan berkisar Rp125 ribu untuk 1,5 jam dan Rp150–200 ribu untuk 2 jam. Dengan skenario 1 trapiz melayani empat pelanggan omzet perhari mencapai Rp. 10 juta, total omzet per- bulan mencapai Rp.300 juta rata- rata.

“Kalau menu layanannya, pijat, VM, dimandikan bareng juga. Terapisnya bebas pilih, semua cewek,” ujar sang kasir yang tidak ingin disebut namanya.

Terapis Bebas Pilih, Layanan Tanpa Busana

Tim mendapatkan informasi bahwa pelanggan diberikan katalog foto di WA, 20 terapis wanita, dengan pakaian seragam. Beberapa terapis disebut berasal dari luar kota dan tinggal di rumah kos yang difasilitasi oleh manajemen spa.

“Semua kegiatan yang dilakukan kepada konsumen tanpa pakaian, termasuk saat dimandikan oleh terapis. Setelah itu baru pijat dan layanan tambahan,” ujar seorang pria berinisial R, yang mengaku sudah dua kali berkunjung ke tempat tersebut.

Menurut R, tidak semua pelanggan datang untuk relaksasi. Sebagian besar justru mencari “hiburan plus – plus” dengan biaya murah namun layanan penuh.

Transaksi Tunai, Tanpa Bukti Resmi

Menariknya, seluruh transaksi dilakukan secara tunai. Tidak ada struk atau nota resmi yang diberikan kepada pelanggan. Praktik ini berpotensi menghindari kewajiban pajak daerah dan tidak tercatat dalam sistem retribusi usaha spa resmi di bawah pengawasan Dinas Pariwisata.

“Bayar cash aja, Bang. Gak usah isi data. Aman kok,” kata petugas kasir saat tim melakukan simulasi pembayaran.

Respons Warga Sekitar: “Kami Tahu, Tapi Takut Bicara”

Beberapa warga sekitar Komplek Setia Budi Centre yang ditemui tim mengaku mengetahui aktivitas mencurigakan di Gold Spa. Namun sebagian besar enggan berbicara karena khawatir terhadap keselamatan.

“Kami udah sering dengar. Yang datang anak muda, mahasiwa, setiap hari antre. Tapi siapa yang berani ngomong, nanti dicap macem-macem,” ujar seorang warga di seberang spa.

Polisi Belum Bertindak, Dinas Pariwisata Mulai Bergerak

Meski dugaan praktik prostitusi ini telah diketahui publik, hingga kini Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Bambang G. Hutabarat, S.H., M.H., belum memberikan pernyataan resmi ataupun konfirmasi kepada media, termasuk Bataskota.id.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, M. Odi Anggia Batubara, menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan pemantauan berkala dan menunggu langkah dari aparat penegak hukum untuk penindakan. (Tim / Redaksi)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *