Scroll untuk baca artikel
banner 325x300
Pendidikan

Sekolah Rusak di Pelosok Jeneponto, 71 Siswa Belajar di Tengah Keterbatasan

84
×

Sekolah Rusak di Pelosok Jeneponto, 71 Siswa Belajar di Tengah Keterbatasan

Sebarkan artikel ini

 Harapan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Jeneponto masih dihadapkan pada tantangan nyata di lapangan. Salah satu contohnya terlihat di UPT SD Negeri 27 Tamalatea, Kelurahan Tonrokassi, Kecamatan Tamalatea.

Sekolah yang terletak di wilayah pelosok ini saat ini memiliki 71 siswa aktif. Namun, ironi terjadi karena seluruh proses belajar-mengajar hanya ditangani oleh tujuh orang guru, yang semuanya masih berstatus honorer.

banner 325x300

Keterbatasan jumlah tenaga pendidik bukan satu-satunya masalah. Kondisi sarana dan prasarana sekolah juga sangat memprihatinkan. Gedung yang sudah tidak layak, fasilitas belajar yang minim, dan lingkungan belajar yang jauh dari ideal menjadi hambatan besar dalam upaya mencerdaskan generasi muda di daerah tersebut.

Kepala UPT SD Negeri 27 Tamalatea, Jaliluddin, Mengaku telah lama berharap adanya perhatian serius dari pemerintah.

“Metode belajar apa pun yang kami terapkan tidak akan maksimal jika kondisi sekolah seperti ini. Kami sangat berharap pemerintah turun langsung melihat keadaan kami di sini,” ujarnya.

Jaliluddin menambahkan, tanpa intervensi nyata dari pemerintah, maka kesenjangan pendidikan antara wilayah kota dan pelosok akan terus melebar.

Semangat para guru honorer dan siswa untuk tetap melanjutkan proses belajar di tengah keterbatasan adalah bentuk nyata perjuangan pendidikan di akar rumput. Namun, perjuangan ini tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri.

Pemerintah daerah maupun pusat diharapkan segera mengambil langkah konkret agar sekolah-sekolah pelosok seperti SDN 27 Tamalatea mendapatkan perhatian dan dukungan yang layak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *